Kebudayaan
Lawas
Masyarakat
tradisional menulis karangan sastra pada daun lontar yang telah di kuningkan
yang dinamakan “bumung”. Karya sastra ditulis dengan cara menggoreskan daun
lontar dengan ujung pangat (pisau kecil tajam). Mereka menyimpannya dengan
menggantung pada dinding atau tiang rumah.
Lawas adalah
Seni Sastra yang sangat menonjol ditengah kehidupan masarakat. Bagi Tau Samawa
Lawas ; bukanlah sekedar seni sastra, namun Lawas juga sebagai bentuk media
hiburan yang dapat dipertunjukkan atau dipertontonkan. Lawas ini diwariskan dan
diturunkan dalam bentuk lisan oleh leluhur orang Sumbawa. Berdasarkan kelompok umurnya,
lawas dibagi menjadi dua yaitu lawas tau ode (anak-anak, dan lawas tau loka
(Orang Tua)
Dalam
membawakan lawas ini, paling sedikit ada delapan cara, yaitu Belawas (
menembangkan lawas secara sendiri-sendiri atau beramai-ramai), Sakeco
(menembangkan lawas dengan memukul rebana), Begandang, Saketa, Ngumang, Langko,
Badede, dan Basual.
Seni Kelingking
Seni kelingking adalah istilah seni rupa daerah Sumbawa. Artinya, membuat ornament atau hiasan pada suatu benda tertentu dengan menggunakan teknik menghias. Hasinya, berupa Langit Kelingking, Kre Alang, Tabola, Peti Kayu Berhias, Gerabah, dan sebagainya.
Berbagai
bentuk corak hiasan kelingking yang dikenal di Tana Samawa adalah : Lonto Engal
(ragam sulur), Kemang setange (ragam bunga), pohon hayat, pusuk rebung, gelampok,
slimpat (jalinan), naga, burung, manusia, dan binatang.
Ragam
hias seni kelingking bagi masyarakat Sumbawa mempunyai makna tertentu. Slimpat
melambangkan percintaan dan kerukunan. Piyo (burung) melambangkan roh nenek
moyang. Pohon hayat sebagai lambing kehidupan. Manusia sebagai lambangan
kerakyatan. Naga, lambang kesuburan dan cecak lambang penangkal kejahatan.
Sumber : www.dewankeseniansumbawa.blogspot.com
Musik
Sumber : www.kiaksamawa.blogspot.com
Beberapa
peralatan musik tradisional Sumbawa adalah : Serune (alat musik tiup yang
terbuat dari bulu atau jenis bambu
kecil dan daun lontar), palompong (alat musik yang dipukul dengan menggunakan
dua buah pemukul dan terbuat dari jenis kayu ringan di Sumbawa seperti kayu kabong),
dan rebana (alat musik yang dipukul dengan tangan ataupun ada yang menggunakan
pemukul dan terbuat dari kayu, kulit rotan, dan kawat.
Tarian
Tradisi
tari sudah lama ada di Tana Samawa. Tari Tanak (Tanak Juran dan Tanak Eneng
Ujan) adalah contoh tarian Samawa yang merupakan tari persembahan Tau Juran
(Seketeng, Samapuin, Lempeh, dan Brang Bara) kepada Raja Sumbawa. Sedangkan Tau
Kampung Bugis sebagai tamu khusus kerajaan mempersembahkan sempa. Sempa
memiliki gerakan khas yang unik dengan gerakan kaki yang dinamis, dan cekatan.
Tarian
Samawa memperlihatkan gerakan tanak, sempa, radat, ngumang, pengantan bolang
kemang, nyemah, dan berbagai gerakan yang terdapat pada permainan rakyat, serta
gerakan petani tradisional di sawah.
Sejumlah
tarian kreasi baru yang dikenal luas di masyarakat Samawa adalah : Tari Nguri, Tari Pego, Tari Pasaji, Tari Pamuji,
Tari Batu Nganga, dan lain sebagainya.
Sumber : www.negerikuindonesia.com
Sumber : www.negerikuindonesia.com
Permainan Rakyat
Sejumlah
permainan rakyat tradisional masyarakat Samawa yang menjadi ciri dari
masyarakatnya antara lain adalah : Karaci, yaitu permainan tradisional yang
dilakukan oleh dua orang yang masing-masing memegang empar dan we serta
pabulang. Keduanya saling memukul dengan we dan menangkis dengan empar (tameng)
Barempuk
adalah permainan lain di Tana Samawa, yaitu tinju bebas yang tidak menggunakan
sarung tinju. Biasanya dilaksanakan di lapangan terbuka atau sawah seusai panen
padi. Kuntao, pencak silat juga menjadi bagian dari permainan rakyat Samawa.
Main
jaran, barapan kebo dan nganyang/main mayung dan barapan ayam adalah permainan
rakyat yang berkaitan dengan bidang peternakan. Sedangkan bagi anak-anak Samawa
permainan masa kecilnya adalah : Rabanga, Ramake, Beriwak, Bakatato, saling
hom/saling buya, Rabenteng, Main bawi, Main Longga, Ramajang, Bakalepak,
Ramacan (main macan), dan lain-lain.
Sumber : www.nasional.republika.co.id
Festival Moyo Sebagai Ajang
Promosi Destinasi Kebudayaan
Festival Moyo merupakan festival tahunan yang diadakan oleh
pemerintah daerah kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada festival
tersebut seluruh Tradisi asli setiap daerah yang ada di Kabupaten Sumbawa
ditampilkan. Festival ini dinamakan festival Moyo karena di pulau
Sumbawa terdapat sebuah pulau kecil yang memiliki keindahan dan nilai eksotisme
yang tinggi, dibalut dengan panorama alam dan keindahan bawah laut yang
memukau. Pulau tersebut bernama pulau Moyo.
Pulau Moyo tidak hanya dikenal Nasional saja tetapi
Internasional, untuk itu potensi potensi yang ada di Sumbawa akan lebih dikenal
melalui festival moyo ini.
Sumber : www.sumbawakab.go.id
Ketika pada akhir acara festival moyo ini, berbagai tradisi
asli suku Samawa yaitu ‘Junyung Pasaji’ (Mengantar Persembahan ke masjid),
tradisi tersebut biasanya dilakukan pada acara peringatan hari besar Islam.
Tradisi tersebut tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat Sumbawa yang
mayoritas menganut agama Islam.
Saat tradisi tersebut ditampilkan, ribuan warga
sumbawa yang meramaikan pembukaan festival ini berjejer dan memadati jalan
utama kota sumbawa.
Tokoh Kesenian dan Budaya Sumbawa
Abdul
Gani Selim, biasa disapak Pak Gans. Lahir di Sumbawa Besar 17 Agustus 1945.
Sebagai guru yang mendapat izin belajar dari Pemda Sumbawa (dengan biaya
sendiri) hingga menamatkan studi di Jurusan Seni Rupa FPBS IKIP Bandung tahun
1983, selama sepuluh tahun bermukim di Bandung, aktif dalam berbagai kegiatan
kreatif, di antaranya bekerja sebagai penata artistic, guru Seni Rupa) dan
membina Grup Teater Remaja di kota Bandung dan Lembang.
Sebagai
pelukis, giat melakukan pameran lukisan di berbagai kota besar di Indonesia
serta mendapat sejumlah penghargaan nasional.
Pak
Gans sekarang ini sudah menjadi pensiunan, beliau menghabiskan masa-masa
pensiunnya dengan aktif menulis buku-buku Sumbawa khususnya buku Sejarah Daerah
(SEJADAH) yang menjadi buku yang sering digunakan untuk pembelajaran budaya
dalam jenjang Sekolah Dasar.
Sumber : www.tahitiannoni-s.com
Sumber : www.tahitiannoni-s.com
7.
www.tahitiannoni-
8. Gani, Abdul. 2012. Seni Budaya Daerah Sumbawa. Sumbawa Besar: Griya KreatifH. Raba, Manggaukang. 2003. Fakta-Fakta Tentang Samawa. Sumbawa Besar: KASA Indonesia
8. Gani, Abdul. 2012. Seni Budaya Daerah Sumbawa. Sumbawa Besar: Griya KreatifH. Raba, Manggaukang. 2003. Fakta-Fakta Tentang Samawa. Sumbawa Besar: KASA Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar